Siapa yang tidak mau jadi baik? pastinya tiap manusia mau jadi orang yang baik. karna sejatinya kehidupan hendak membaik, kala manusia juga pula mengawali kebaikan dari pribadinya seorang diri terlebih dulu.
dalam kitab nashoihul ibad, karya syekh nawawi al - bantani yang menggambarkan syarah atas kitab syekh syihabuddin ahmad bin hajar al - asqolani (ibnu hajar al - asqolani) dipaparkan, ada 3 kriteria seseorang hamba yang dikehendaki oleh allah buat jadi orang yang baik. syekh nawawi mengatakan:
اذا أراد الله بعبد خيرا فقهه في الدين
kala allah menghendaki seseorang hamba buat jadi orang baik, hingga allah memantapkan agamanya.
karakteristik yang kesatu merupakan agama seseorang hamba tersebut dikuatkan oleh allah. dikuatkanlah keimanannya. sampai - sampai hamba tersebut senantiasa teguh menapaki jalur kebaikan, walaupun godaan malang melintang. setimpal dengan sabda nabi muhammad saw:
من يرد الله به خيرا يوفقه في الدين
benda siapa yang dikehendaki jadi baik hingga dikuatkanlah dia dalam masalah agama.
lebih lanjut dalam kitab nashoihul ibad dikatakan:
و زهده في الدنيا
dizuhudkanlah hamba tersebut didalam masalah dunia.
hamba yang baik, merupakan hamba yang tidak tergiur sedikitpun hendak gemerlap dunia. dia berpikir kalau dunia cumalah tempat singgah semata. cuma masalah yang fana. hamba yang baik cuma mengingat satu masalah, ialah janji allah hendak kehidupan akhirat yang kekal terdapatnya. dia ingat betul hendak peringatan rasulullah tentang masalah dunia, kalau:
حب الدنيا رئس كل خطيأت
cinta dunia merupakan pokok dari seluruh keburukan.
imam nawawi menarangkan karakteristik ke 3 dengan kalamnya:
و بصره بعيوب نفسه
dan juga diperlihatkanlah aib - aib dalam pribadinya seorang diri.
hamba yang baik tidak padat jadwal dengan suatu yang tidak bermanfaat. mencari - cari aib sesamanya. membicarakan keburukan teman .
terlebih, terasa pribadinya lebih baik dan juga memandang teman sangat kurang baik. begitu, perihal tersebut jauh dari diri seseorang hamba yang baik. hamba yang baik merupakan hamba yang tidak sempat membicarakan keburukan teman .
dia oleh allah disibukkan dengan aib - aib pribadinya. dia disibukkan dengan berintrospeksi diri, muhasabatun nafsi. mencari - cari ketiadaan diri seorang diri buat setelah itu dia perbaiki supaya nanti dia betul - betul jadi hamba yang baik. perihal ini senada dengan perkataan ulama pakar hikmah:
طوبى لمن شغله عيبه عن عيوب الناس
beruntunglah untuk orang yang disibukkan dengan aib pribadinya dari pada aib - aib manusia.
terlepas dari itu seluruh, ba’dul hukama’, sebagian ulama pakar hikmah pula mencerahkan kalau sebetulnya manusia sudah dapat meraba - raba nasibnya apakah dia ditakdirkan manjadi orang baik ataupun kebalikannya ialah dengan memandang kegiatan tiap harinya.
apakah dia dimudahkan dalam kebaikkan ataukah tidak. bila iya, hingga dia betul - betul ditakdirkan jadi orang baik. karna mereka (ulama pakar hikmah) mengatakan:
كل ميسر لما خلق له
masing - masing manusia itu dimudahkan buat apa dia diciptakan.
jadi, kala seseorang hamba senantiasa diliputi dengan kebaikan - kebaikan, hingga beruntunglah manusia itu. dia ditakdirkan jadi orang baik. bila kebalikannya, na’udzubillah min dzalik.
( sumber: islampos. com )
dalam kitab nashoihul ibad, karya syekh nawawi al - bantani yang menggambarkan syarah atas kitab syekh syihabuddin ahmad bin hajar al - asqolani (ibnu hajar al - asqolani) dipaparkan, ada 3 kriteria seseorang hamba yang dikehendaki oleh allah buat jadi orang yang baik. syekh nawawi mengatakan:
اذا أراد الله بعبد خيرا فقهه في الدين
kala allah menghendaki seseorang hamba buat jadi orang baik, hingga allah memantapkan agamanya.
karakteristik yang kesatu merupakan agama seseorang hamba tersebut dikuatkan oleh allah. dikuatkanlah keimanannya. sampai - sampai hamba tersebut senantiasa teguh menapaki jalur kebaikan, walaupun godaan malang melintang. setimpal dengan sabda nabi muhammad saw:
من يرد الله به خيرا يوفقه في الدين
benda siapa yang dikehendaki jadi baik hingga dikuatkanlah dia dalam masalah agama.
lebih lanjut dalam kitab nashoihul ibad dikatakan:
و زهده في الدنيا
dizuhudkanlah hamba tersebut didalam masalah dunia.
hamba yang baik, merupakan hamba yang tidak tergiur sedikitpun hendak gemerlap dunia. dia berpikir kalau dunia cumalah tempat singgah semata. cuma masalah yang fana. hamba yang baik cuma mengingat satu masalah, ialah janji allah hendak kehidupan akhirat yang kekal terdapatnya. dia ingat betul hendak peringatan rasulullah tentang masalah dunia, kalau:
حب الدنيا رئس كل خطيأت
cinta dunia merupakan pokok dari seluruh keburukan.
imam nawawi menarangkan karakteristik ke 3 dengan kalamnya:
و بصره بعيوب نفسه
dan juga diperlihatkanlah aib - aib dalam pribadinya seorang diri.
hamba yang baik tidak padat jadwal dengan suatu yang tidak bermanfaat. mencari - cari aib sesamanya. membicarakan keburukan teman .
terlebih, terasa pribadinya lebih baik dan juga memandang teman sangat kurang baik. begitu, perihal tersebut jauh dari diri seseorang hamba yang baik. hamba yang baik merupakan hamba yang tidak sempat membicarakan keburukan teman .
dia oleh allah disibukkan dengan aib - aib pribadinya. dia disibukkan dengan berintrospeksi diri, muhasabatun nafsi. mencari - cari ketiadaan diri seorang diri buat setelah itu dia perbaiki supaya nanti dia betul - betul jadi hamba yang baik. perihal ini senada dengan perkataan ulama pakar hikmah:
طوبى لمن شغله عيبه عن عيوب الناس
beruntunglah untuk orang yang disibukkan dengan aib pribadinya dari pada aib - aib manusia.
terlepas dari itu seluruh, ba’dul hukama’, sebagian ulama pakar hikmah pula mencerahkan kalau sebetulnya manusia sudah dapat meraba - raba nasibnya apakah dia ditakdirkan manjadi orang baik ataupun kebalikannya ialah dengan memandang kegiatan tiap harinya.
apakah dia dimudahkan dalam kebaikkan ataukah tidak. bila iya, hingga dia betul - betul ditakdirkan jadi orang baik. karna mereka (ulama pakar hikmah) mengatakan:
كل ميسر لما خلق له
masing - masing manusia itu dimudahkan buat apa dia diciptakan.
jadi, kala seseorang hamba senantiasa diliputi dengan kebaikan - kebaikan, hingga beruntunglah manusia itu. dia ditakdirkan jadi orang baik. bila kebalikannya, na’udzubillah min dzalik.
( sumber: islampos. com )
