Susah - susah mengumpulkan pahala tetapi bocor begitu aja karna perihal ini
hidup ini tidak lain dan juga tidak bukan merupakan buat beramal guna mengumpulkan pahala, tetapi apa jadinya bila pahala yang kita kumpulkan sepanjang ini malah bocor karna perihal berikut ini?
tentu kita tidak ingin, bila pahala puasa, pahala haji dan juga pahala ibadah kita kepada allah dikira sedikit sekali timbangannya ataupun terlebih lagi percuma.
kenapa? karna amalan shalat kita kurang baik ataupun terlebih lagi tidak shalat
seluruh amal ibadah kita kepada allah bergantung dengan shalat, bila shalat baik hingga baik pula seluruh amal ibadah kita yang yang lain, bila kurang baik hingga kurang baik pula amal ibadah yang lain.
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻳﺤﺎﺳﺐ ﺑﻪ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﺈﻥ ﺻﻠﺤﺖ ﺻﻠﺢ ﻟﻪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ ﻭﺇﻥ ﻓﺴﺪﺕ ﻓﺴﺪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ
“perkara yang kesatu kali dihisab dari seseorang hamba pada hari kiamat merupakan shalat. apabila shalatnya baik hingga segala amalnya juga baik. apabila shalatnya kurang baik hingga segala amalnya juga hendak kurang baik. ” (silsilah al - ahadits ash - shahihah, nomor. 1358) j
jangan hingga kita sudah bersusah payah ikhlas dan juga tingkatkan mutu amal ibadah puasa, haji dan juga lain - lain, namun di timbangan jadi kurang baik karna jeleknya shalat kita.
ini merupakan kerugian yang besar, sebagaimana uraian syaikh al - ‘utsaimin:
ﻓﺈﻥ ﺻﻠﺤﺖ ﻓﻘﺪ ﺃﻓﻠﺢ ﻭﻧﺠﺢ ﻭﺇﻻ ﻓﻌﻠﻰ ﺍﻟﻌﻜﺲ ﺧﺎﺏ ﻭﺧﺴﺮ
“jika baik shalatnya, hingga beruntung dan juga selamat. bila tidak, hingga kebalikanya ialah rugi dan juga rugi. ” (syarah riyadush shalihin 5/103)
baca pula : ulama riau ini wafat akibat santet, dikala pemindahan kubur seluruh orang kaget memandang keajaiban ini
salah satu trik membetulkan mutu shalat merupakan dengan “menambal” ketiadaan mutu shalat harus dengan shalat - shalat sunnah. karna allah hendak memandang shalat sunnah kita, bila terdapat kekurang pada shalat wajib
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
“sesungguhnya amalan yang kesatu kali hendak diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan - amalan mereka merupakan shalat. setelah itu allah ta’ala berkata pada malaikatnya dan juga ia lebih mengenali seluruh suatu, “lihatlah kamu pada shalat hamba - ku, apakah sempurna ataukah mempunyai ketiadaan? bila shalatnya sempurna, hingga hendak dicatat menurutnya pahala yang sempurna. tetapi, bila shalatnya ada sebagian ketiadaan, hingga lihatlah kamu apakah hamba - ku mempunyai amalan shalat sunnah? bila dia mempunyai shalat sunnah, hingga sempurnakanlah pahala untuk hamba - ku disebabkan shalat sunnah yang dia jalani. setelah itu amalan - amalan yang lain kira - kira sama serupa itu. ”[hr. abu daud nomor. 864, syaikh angkatan laut (AL) albani berkata kalau hadits ini shahih)
secara universal, bila kita kurang dalam ibadah harus hingga kita sempurnakan dengan amal yang sunnah. ibnu taimiyah menarangkan,
” ﻣﻦ ﻗَﺼَّﺮَ ﻓﻲ ﻗﻀﺎﺀِ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖِ ﻓﻠﻴﺠﺘﻬﺪْ ﻓﻲ ﺍﻻﺳﺘﻜﺜﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻮﺍﻓﻞ
“barangsiapa yang lalai/kurang dalam menunaikan ibadah harus, sebaiknya dia bersungguh - sungguh perbanyak ibadah sunnah. ” (jami’ul masa - il 4/109)
mudah - mudahan allah memperbagus shalat kita
( sumber: http:// www. wajibbaca. com/2017/10/begini-ilustrasi-bocornya-pahala-ketika. html )
hidup ini tidak lain dan juga tidak bukan merupakan buat beramal guna mengumpulkan pahala, tetapi apa jadinya bila pahala yang kita kumpulkan sepanjang ini malah bocor karna perihal berikut ini?
tentu kita tidak ingin, bila pahala puasa, pahala haji dan juga pahala ibadah kita kepada allah dikira sedikit sekali timbangannya ataupun terlebih lagi percuma.
kenapa? karna amalan shalat kita kurang baik ataupun terlebih lagi tidak shalat
seluruh amal ibadah kita kepada allah bergantung dengan shalat, bila shalat baik hingga baik pula seluruh amal ibadah kita yang yang lain, bila kurang baik hingga kurang baik pula amal ibadah yang lain.
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻳﺤﺎﺳﺐ ﺑﻪ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﺈﻥ ﺻﻠﺤﺖ ﺻﻠﺢ ﻟﻪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ ﻭﺇﻥ ﻓﺴﺪﺕ ﻓﺴﺪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ
“perkara yang kesatu kali dihisab dari seseorang hamba pada hari kiamat merupakan shalat. apabila shalatnya baik hingga segala amalnya juga baik. apabila shalatnya kurang baik hingga segala amalnya juga hendak kurang baik. ” (silsilah al - ahadits ash - shahihah, nomor. 1358) j
jangan hingga kita sudah bersusah payah ikhlas dan juga tingkatkan mutu amal ibadah puasa, haji dan juga lain - lain, namun di timbangan jadi kurang baik karna jeleknya shalat kita.
ini merupakan kerugian yang besar, sebagaimana uraian syaikh al - ‘utsaimin:
ﻓﺈﻥ ﺻﻠﺤﺖ ﻓﻘﺪ ﺃﻓﻠﺢ ﻭﻧﺠﺢ ﻭﺇﻻ ﻓﻌﻠﻰ ﺍﻟﻌﻜﺲ ﺧﺎﺏ ﻭﺧﺴﺮ
“jika baik shalatnya, hingga beruntung dan juga selamat. bila tidak, hingga kebalikanya ialah rugi dan juga rugi. ” (syarah riyadush shalihin 5/103)
baca pula : ulama riau ini wafat akibat santet, dikala pemindahan kubur seluruh orang kaget memandang keajaiban ini
salah satu trik membetulkan mutu shalat merupakan dengan “menambal” ketiadaan mutu shalat harus dengan shalat - shalat sunnah. karna allah hendak memandang shalat sunnah kita, bila terdapat kekurang pada shalat wajib
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
“sesungguhnya amalan yang kesatu kali hendak diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan - amalan mereka merupakan shalat. setelah itu allah ta’ala berkata pada malaikatnya dan juga ia lebih mengenali seluruh suatu, “lihatlah kamu pada shalat hamba - ku, apakah sempurna ataukah mempunyai ketiadaan? bila shalatnya sempurna, hingga hendak dicatat menurutnya pahala yang sempurna. tetapi, bila shalatnya ada sebagian ketiadaan, hingga lihatlah kamu apakah hamba - ku mempunyai amalan shalat sunnah? bila dia mempunyai shalat sunnah, hingga sempurnakanlah pahala untuk hamba - ku disebabkan shalat sunnah yang dia jalani. setelah itu amalan - amalan yang lain kira - kira sama serupa itu. ”[hr. abu daud nomor. 864, syaikh angkatan laut (AL) albani berkata kalau hadits ini shahih)
secara universal, bila kita kurang dalam ibadah harus hingga kita sempurnakan dengan amal yang sunnah. ibnu taimiyah menarangkan,
” ﻣﻦ ﻗَﺼَّﺮَ ﻓﻲ ﻗﻀﺎﺀِ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖِ ﻓﻠﻴﺠﺘﻬﺪْ ﻓﻲ ﺍﻻﺳﺘﻜﺜﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻮﺍﻓﻞ
“barangsiapa yang lalai/kurang dalam menunaikan ibadah harus, sebaiknya dia bersungguh - sungguh perbanyak ibadah sunnah. ” (jami’ul masa - il 4/109)
mudah - mudahan allah memperbagus shalat kita
( sumber: http:// www. wajibbaca. com/2017/10/begini-ilustrasi-bocornya-pahala-ketika. html )