ASTAGHFIRULLAH, Dosa Ini Dianggap Remeh, Padahal Siksanya Sangat Pedih



islam populer
astaghfirullah, dosa ini dikira remeh, sementara itu siksanya amat pedih

rasulullah saw kerap melewati kuburan, tetapi, kali ini terdapat yang berubah. dia mendengar 2 orang penunggu kubur lagi disiksa dengan siksaan yang sangat pedih, demikian dahsyat hingga dia menyudahi. teman yang menjajaki juga pula menyudahi kemudian rasulullah menarangkan tentang apa yang diberitahukan allah hal - hal siksa kubur itu.

يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ ، ثُمَّ قَالَ بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ
bahagia sekali berjumpa dengan kamu berulang! tiap pagi sangat menolong.. bahagia sekali berjumpa dengan kamu berulang! tiap pagi sangat menolong.. ini dapat membikin beratmu turun 50 persen ! di pagi hari dikala perut kosong, minum 5.. . ini dapat membikin beratmu turun 50 persen ! di pagi hari dikala perut kosong, minum 5.. .
mau turun berat? ini dapat menolong kamu! tiap pagi, makanlah 2.. . mau turun berat? ini dapat menolong kamu! tiap pagi, makanlah 2.. . jangan beli obat di apotek! penglihatan dapat dipulihkan di rumah, memakai.. . jangan beli obat di apotek! penglihatan dapat dipulihkan di rumah, memakai.. .

“keduanya disiksa, dan juga bukanlah keduanya disiksa karna dosa besar” kemudian dia melanjutkan sabdanya, “benar (sesungguhnya itu dosa besar) , salah satunya disiksa karna tidak melindungi diri dikala buang air kecil dan juga yang satu lagi disiksa karna namimah” (hr. bukhari)

kala menarangkan hadits ini dalam fathul bari, ibnu hajar Al asqalani menarangkan bahwa“wa maa yu’adzdzibaani fii kabiir” artinya merupakan 2 dosa itu bagi mereka (orang yang disiksa kubur tersebut) tidaklah dosa besar. doa itu dikira kecil. dosa itu diremehkan. sementara itu sesungguhnya dosa itu besar dalam pemikiran allah subhanahu wa ta’ala.

asumsi yang menyepelehkan dosa itu persis serupa firman allah:

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

“kamu mengira kalau perihal itu merupakan remeh sementara itu dia di hadapan allah amat besar” (qs. an nur: 15)

2 dosa yang dikira remeh sementara itu sesungguhnya menggambarkan dosa besar dan juga karenanya mendatangkan siksa kubur yang pedih itu merupakan tidak melindungi diri dari berkemih dan juga namimah.

tidak melindungi diri dari berkemih, sebagian ulama mengartikan tidak menutu rambut/aurat dikala buang air kecil. tetapi komentar yang lebih kokoh merupakan tidak melindungi diri dan juga baju pada dikala buang air kecil sampai - sampai terciprat air berkemih. dampaknya, badan ataupun pakaiannya terserang najis dan juga menjadikan shalatnya tidak legal. karena di antara ketentuan legal shalat merupakan suci tubuh, baju dan juga tempat shalat dari najis.

di era saat ini, masalah melindungi diri dan juga baju dari air berkemih ini dikira masalah yang remeh. coba amati di pusat perbelanjaan ataupun tempat - tempat universal, kerap kali yang ada merupakan tempat buang air kecil yang tidak representatif ataupun urinoir yang membikin orang susah menjauhi cipratan air berkemih. tidak hanya aspek sarana, aspek ‘kemalasan’ pula dominan. sehabis buang air kecil tidak beristinja’ dengan baik, terdapat yang terlebih lagi tanpa terasa berdosa sehabis buang air kecil langsung memasukkannya ke celana tanpa istinja’. dampaknya, celana spontan terserang najis.

yang kedua merupakan namimah; mengadu domba antar 2 orang ataupun pihak supaya bermusuhan. di era saat ini, perihal ini pula kerap dikira remeh. karna sebab karir, 2 orang diadu. karna sebab bisnis, 2 pesaing terbuat bermusuhan. karna sebab politik, fitnah dilancarkan supaya 2 pihak silih sebaliknya. terlebih di masa media sosial, namimah kayaknya kian dikira remeh sementara itu di sisi allah menggambarkan dosa besar yang menyebabkan pelakunya menemukan siksa pedih di alam barzakh. wallahu a’lam bish shawab.

mudah - mudahan informasi ini dapat jadi olahan renungan dan juga introspeksi diri para pembaca



(Sumber :https:// islampopular . com/astaghfirullah-dosa-ini-dianggap-remeh-padahal-siksanya-sangat-pedih/)